djaffri's scramble

Tuesday, May 09, 2006

Pengkajian bulan Mei

Alhamdulillah, silaturahmi dan pengkajian Al Qur’an bulan ini diselenggarakan pada hari Sabtu 6 Mei 2006 di TKJ. Melanjutkan pengkajian sebelumnya yang dipandu oleh Ust. Arief Mulyadi, pengkajian kali ini dipandu oleh Ust. Amin (yang juga penulis buku “Paradigma Al Qur’an”).

Pengkajian yang semula direncanakan ba’da magrib ternyata baru dapat dimulai jam 19.30 karena banyak yang datang terlambat, terhadang oleh hujan lebat yang mengguyur kota Jakarta.

Hadir dalam pengkajian antara lain Oom Chali plus Tante, Avee, Citra, Saleh, Mieke, Toto, Mas Maman, Mbak Indah, Intan, Yongky, Ingrid, Gilang, Farid, Dokid, Nesy, Aryo, Dimas, Nano, Agung, Rengga, Mila, Phidoet, Issie, dan Anie.

Ingo dan Roi tidak hadir karena sedang keluar kota. Kebetulan hari itu adalah juga ulang tahun pernikahan mereka. Selamat, semoga mencapai keluarga yang bahagia, sakinah, mawaddah, wa rahmah, dan senantiasa dalam lindungan Allah SWT.

Diskusi selama dan setelah pengkajian berlangsung hangat, sehingga tanpa terasa baru dapat dihentikan sekitar jam 22. Kalau mengikuti keinginan sih, masih mau terus. Tapi tidak sampai hati karena Oom Chali dan Tante sudah nampak letih. Meskipun pengkajian telah berakhir, acara silaturahmi berjalan terus dan tamu terakhir baru meninggalkan TKJ menjelang tengah malam. Terima kasih atas silaturahminya. Kata para ulama, silaturahmi itu menambah rizki dan menambah umur. Amiin.

Mungkin masih relevan, beberapa hari sebelumnya saya mendapatkan SMS dari seorang sahabat, sebagai berikut : “Mengunjungi saudara karena Allah adalah inti ibadah kepada Allah. Didalamnya terkandung banyak kemuliaan, beragam faedah dan kebaikan hati.”

Wassalam.
Reporter DScramble.

Saturday, May 06, 2006

Ketika sang waktu meninggalkan kita...

Saudaraku,
bila sang waktu meninggalkan kita,
terpana kita dalam kejut yang membuta
berontak, mencoba menolak untuk percaya,
untuk akhirnya terpuruk pasrah tak berdaya...

dan berkelebatanlah semua janji
yang belum tertepati...

teringat akan segala rencana yang tertunda,
baik yang sengaja ditunda,
atau yang tak kuasa kita membuatnya terlaksana...

segala dosa yang terrekam, bak film yang diputar ulang
memaksa kita tuk menahan malu kala melihatnya,

Terpampang jelas shalat shalat yang terlewati,
hati orang2 yang telah kita sakiti,
hak orang lain yang sudah kita zhalimi,
atau tengadah pengemis cilik disimpang jalan
yang kita acuhi...
Duh, Gusti... Kenapa harus aku yang mati..?
Kenapa harus hari ini...?

Bila sang waktu meninggalkan kita,
sungguh, kita akan melihat siapa diri kita sebenarnya...


Tangerang, 06 Mei 2006
Phidoet

Do'a untuk memohon hikmah

رب هب لي حكما و الحقني با لصا لحين و اجعلني لسان صدق فى الاخرين واجعلني من ورثة جنة نعيم

"Rabbi Hablii chukman wal chiknii bi-sh-shoolichiin, waj'alnii lisaana shidqin fil aakhiriin, waj 'alnii min warootsati jannati na'iim"

Artinya : Yaa Tuhan, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang sholeh, dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian, dan jadikanlah akutermasuk golongannya orang-orang yang mempusakai surga yang penuh dengan kenikmatan.

Penggalan Puisi Ratih Sang

SMS Ratih Sanggarwaty kepada Dokid pada tanggal 30 Januari 2006 jam 19:15:53 :

Ya ..Rasulullah.. Betapa kuhamburkan uang dan waktu untuk pergantian tahun masehi..
Betapa kebodohan menyelimuti budaya2 yang bukan milik kami..
(penggalan puisi ketika 31 Desember jam 23 55 saya mengelilingi masjid Nabawi)

Friday, May 05, 2006

That's what friend's are for

Angelina Sondakh, Putri Indonesia 2001 dan Anggota DPR-RI, pada tanggal 30 Maret 2006 menulis sbb:

Hari ini tidak tahu kenapa saya ingin menulis soal ‘hidup’ dan peran ‘sahabat’ dalam hidup ini.

Hidup adalah perjuangan …
Perjuangan melawan kesedihan ….
Perjuangan melawan kepedihan ….
Perjuangan melawan kejatuhan …
Hidup harus dinikmati...
Menikmati air mata ….
Menikmati luka dihati …
Menikmati duka ….

Ya … hidup itu tidak selamanya dipenuhi keceriaan, tapi untuk segala hal yang ada dimuka bumi ini semua ada waktunya. Ada waktu untuk menangis, waktu untuk tertawa, waktu untuk bersedih dan waktu untuk bahagia. Dan semua ini adalah perjuangan dan perjuangan itu harus dinikmati. Seberapa sulit dan lelahnya menjalani hidup ini namun kembali lagi semua itu harus dibuat menyenangkan.

Saya pun berusaha untuk meyakinkan “jiwaku”.
Untuk tetap bertahan dalam menghadapi hidup ini. Saya meyakinkan jiwa ini dengan bertanya : kalau tidak ada airmata, pasti kita tidak akan tahu bagaimana indahnya senyum. Kalau tidak ada kesedihan, pasti kita tidak akan tahu bagaimana rasanya bahagia. Kalau tidak ada sakit hati, pasti kita tidak akan tahu bagaimana rasanya dicintai.

Saya akhirnya belajar membuat setiap detik kehidupan ini “berarti” untuk dinikmati. Tidak mudah, tidak juga susah kalau kita memang mau dan berniat untuk membuatnya tidak kompleks. Namun akhirnya saya sadar bahwa kita tidak bisa melewati ini semua sendiri.

Kita perlu sahabat, yang bisa menopang dan menguatkan kita menjalani perjalanan hidup ini. Life is a journey and we need friends.

What do you think?

Love, AS

Dari Tulisan menjadi Buku

Pada mulanya adalah kata.
Ia dituliskan dalam barisan,
kalimat dan paragraf.
Kisahnya tentang segala isi dunia.
Kemudian ia dirias hingga menawan.
Sesudahnya ia dinaikkan ke alat cetak.
Lipatan-lipatan kertasnya disatukan sampai berbentuk persegi.
Pada akhirnya ia menjadi buku,
yang dihadirkan kepadamu,
untuk dijadikan tunggangan bagi sebuah petualangan.

MENULIS DIARY: Membangkitkan Rasa Percaya Diri

Resensi Buku “MENULIS DIARY : Membangkitkan Rasa Percaya Diri”. Penulis : Miss Sassy Girl dkk., Penerbit MLC (Mizan Grup), September 2003.

Siapakah kamu? Dari mana kamu? Hendak ke mana kamu? Mengapa kamu ada di dunia ini? Siapakah kamu? Apa tujuan hidupmu? Apa arti hidupmu? Siapakah kamu?

Kapankah seseorang harus menjawab pertanyaan-pertanyaan ini? Apakah setiap orang pasti berjumpa dengan pertanyaan-pertanyaan ini? Dapatkah seseorang menghindar dan tidak harus menjawab pertanyaan-pertanyaan ini?

Hidup memang dapat ditempuh dengan pelbagai cara. Hidup kadang diisi seabrek keceriaan, dan kadang pula diisi segudang kesusahan. Bagaimana cara kita bertahan untuk hidup? Mengapa kita harus "mengalahkan" penderitaan untuk dapat melangsungkan kehidupan? Apakah yang kita cari dalam hidup ini adalah kebahagiaan?

Buku ini berusaha menunjukkan sisi kehidupan yang lain daripada yang lain. Ditulis oleh manusia-manusia yang masih sangat belia dalam mengarungi kehidupan, dengan jernih mereka mencoba merumuskan siapa diri mereka. Dengan berani pula mereka "menghentikan" waktu dan mencoba masuk ke diri-lebih-dalam (inner self) milik mereka.

Apa saja yang mereka temukan? Apakah mereka lantas dapat lebih percaya diri dalam mengarungi kehidupan? Apakah mereka dapat menunjukkan kepada kita tentang kualitas kehidupan yang sesungguhnya? Dan, apakah mereka lalu dapat menjawab pertanyaan, "Siapakah kamu?"